TUGAS MAKALAH MIKROPROSESSOR
APLIKASI MIKROPROSESOR&KENDALI MIKROPROSESOR
Disusun Oleh:
Yusak Adi Sekar (11.11.2357)
STMIK AMIKOM PURWOKERTO
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013-2014
Mikroprosesor
Mikroprosesor adalah mesin kecil sebagai pemproses dan
pengendali utama proses yang terjadi pda komputer,yang dibuat dalam bentuk
chip. meskipun ukurannya secara fisik tidak terlalu besar ,tetapi pemikir utama
dari sebuah komputer adalah pada mikropsesor ini, dan disinilah proses utama
diolah.
Didalam chip ini
terdapat rangkaian ALU, CU dan register-register
ALU (aritmatic Logic Unit) : tempat berlangsungnya
perhitungan matematika dan logika
CU (Control Unit) : membuat semua unit bekerjasama dalam
suatu sistem serta mengontrol perpindahan data ke CPU
Register : tempat
penyimpanan data sementara dalam suatu mikroprosesor
Mikroprosesor adalah piranti yang tidak akan bisa bekerja
kalau tidak ada perangkat lunak, inilah yang membedakan mikroprosesor dengan
rangkaian digital diskrit. Kemampuannya untuk diprogram,dan diprogram ulang
adalah suatu kelebihan didalam mikroprosesor.
Hampir semua fungsi rangkaian digital dapat diambil alih
oleh suatu sistem mikroprosesor/mikrokontroler,tetapi tidak perlu semua
rangkaian digital harus dengan sistem mikrokontroler.
Dalam perkembangannya, mikroprosesor dibuat menurut
kebutuhan aplikasinya yang lebih spesifik:
Mikroposesor RISC (reduced intruction set of computing) dan
jenis CISC ( complex intruction set of computing) jenis ini digunakan untuk
pengolahan informasi dg software yang rumit dan digunakan untuk kebanyakan pc
saat ini.
Pengolah sinyal digital-DSP(digital signal prosesor)
memiliki software dan hardware yang ditujukan untuk mempermudah proses-proses
sinyal digital.
Mikrokontroler : yang dikhususkan untuk intrumentasi dan
kendali contoh: pada kendali motor.
Pada sistem komunikasi, hampir semua alat penting
menggunakan sistem mikroprosesor. Pada hari ini, sistem komunikasi hampir
selalu terkait dengan komputer atau mikroprosesor. Berikut ini adalah beberapa
contohnya.
Sentral Telepon PSTN atau saluran analog dengan bandwidth 4
kHz. Saat ini, hampir semua sistem switching atau penyambungan telepon
dilakukan secara digital, random input sequential ouput atau sebaliknya. Tentu
saja semua ini diwujudkan dengan menyertakan sistem mikroprosesor.
Provider Telepon Digital seperti ISDN, DSL dll. Selain untuk
switching atau penyambungan dan queuing atau antrian, sistem mikroprosesor pada
provider telepon digital juga dimanfaatkan untuk banyak hal lain termasuk
network management dan optimasi Quality of Service.
Provider Telepon
Seluler. Meskipun menggunakan saluran radio frekuensi, hampir semua telepon
seluler mnerapkan komunikasi digital.
Handphone. Handphone yang kecil dan murah sekalipun, harus
dilengkapi dengan mikroprosesor, karena untuk membaca keypad, menyimpan
phonebook, kalkulator, mengirim SMS dll memerlukan sistem instrumentasi
digital.
Komunikasi Satelit. Selain untuk sistem kendali dan
instrumentasi satelit, mikroprosesor juga digunakan untuk switching,
muliplexing, queuing, error correction dll.
Penggunaan mikroprosesor pada sistem kendali dan instrumentasi
diterapkan di hampir semua instrumen dan alat kendali, mulai dari instrumen
kecil seperti barcode reader, sampai instrumen besar seperti panel pesawat
terbang. Mulai dari alat kedokteran seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging)
sampai alat perang seperti stinger missile untuk serangan darat ke udara.
Berikut ini adalah bebrapa contoh penerapan sistem mikroprosesor untuk alat
kendali dan instrumentasi.
EFI, electronic fuel injection yang diterapkan pada
mesin-mesin bakar modern. Alat ini dipakai untuk mengoptimalkan pemakaian bahan
bakar untuk torsi dan kecepatan maksimum.
Instrumen Lift. Prosesor digunakan untuk membaca tekanan
tombol dan mengendalikan gerakan motor listrik, sehingga lift dapat begerak
sesuai dengan tekanan tombol dan cukup nyaman bagi pemakai, tidak berhenti atau
bergerak mendadak.
Sistem pengatur ketepatan cetak dan potong pada mesin
pengganda media kertas seperti koran dan majalah. Tanpa koreksi dari sistem
mikroprosesor, selain hasil yang kurang rapi, alat pemotong atau pencetak harus
sering disetting ulang dan ini sangat tidak realistis. Kita
d. dapat lihat, pada setiap halaman koran atau majalah ada
terdapat mark atau tanda, baik tanda untuk warna maupun tanda untuk alat
potong.
Alat pengolah data pada VCD atau DVD player. Karena data
disimpan dalam CD dalam keadaan dikompres, maka untuk mengubahnya menjadi
gambar atau suara perlu dilakukan dekompresi data yang jelas memerlukan
algoritma tertentu yang diwujudkan dengan program. Tentu saja ini memerlukan
sistem mikroprosesor.
Contoh Aplikasi Mikroprosesor.
Berikut ini adalah contoh penggunaan prosesor
MSP430F413buatan Texas Instrumen untuk mengendalikan alat ukur jarak yang
menggunakan gelombang ultrasonik 40 kHz.
Mikroprosesor pada alat ini berperan sebagai pengendali yang
mengaktifkan pengirim sinyal, mengukur waktu propagasi sinyal dengan menunggu
aktifnya penerima sinyal atau menunggu kedatangan sinyal pantulan, kemudian
menghitung jarak antara alat ini dengan benda yang memantulkan sinyal
ultrasonik serta menampilkan hasil perhitungannya dalam bilangan desimal pada
display 7-segment.
Gambar 1.2. Aplikasi mikroprosesor untuk alat pengukur
jarak.
Secara umum, alat ini terdiri dari 4 komponen utama, yaitu
· Sistem
mikroprosesor single chip. Atau Chip tunggal yang mengandung prosesor, memory
dan I/O meskipun dengan kapasitas yang sangat kecil
· Rangkaian
elektronika penghasil dan penerima gelombang ultrasonik
· Display
7-segment
· Program dalam
bahasa asembli yang terdiri dari beberapa modul, yaitu inisialisasi, pembaca tombol aktif, pengendali pengirim dan
penerima, pengukur durasi propagasi gelombang, penghitung jarak dan penampil ke
7-segment.
SENSOR ULTRASONIK Yaitu suatu alat yang berfungsi mengukur
besaran jarak dan kecepatan dan sensor
ini tidak langsung dapat masuk ke mikrokontroller karena perlu pentesuaian
besaran tegangan dan lain-lainnya maka dikondisikan dulu sinyalnya dibagian
pengkondisi sinyal (signal conditioner), sehingga levelnya sesuai atau dapat
dimengerti oleh bagian input mikrokontroller atau prosseor lainnya.
Tampilan Kristal Cair (Liquid Crystal Display) LCD adalah :
suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil
utama. LCD sudah digunakan di berbagai bidang misalnya dalam alat-alat
elektronik seperti televisi, kalkulator ataupun layar komputer.
Pada LCD berwarna semacam monitor terdapat banyak sekali
titik cahaya (pixel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah
titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, namun kristal cair ini tidak
memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah perangkat LCD adalah
lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal cair tadi.
Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan
inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus
listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik yang timbul dan
oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna diteruskan sedangkan warna
lainnya tersaring.
Pemuat atau KAPASITOR merupakan alat elektrik atau
elektronik yang mampu menyimpan tenaga di medan elektrik antara sepasang
pengalir (plat). Proses menyimpan tenaga dalam kapasitor dikenali sebagai
“mengecas”, dan melibatkan cas elektrik yang mempunyai magnitud yang sama,
tetapi kekutuban yang berlawan yang berkumpul di kedua-dua plat masing-masing.
Kapasitor biasanya digunakan dalam litar elektrik dan litar
elektronik sebagai alat storan tenaga. Kapasitor juga digunakan untuk memisahkan
antara isyarat frekuensi tinggi dan rendah. Oleh itu, kapasitor biasanya
digunakan sebagai penapis elektronik.
RESISTOR atau tahanan atau penghambat, adalah suatu komponen
elektronik yang memberikan hambatan terhadap perpindahan elektron (muatan
negatif).
Resistor disingkat dengan huruf “R” (huruf R besar). Satuan
resistor adalah Ohm, yang menemukan adalah George Ohm (1787-1854), seorang ahli
fisika bangsa Jerman. Tahanan bagian dalam ini dinamai konduktansi. Satuan
konduktansi ditulis dengan kebalikan dari Ohm yaitu mho.
Kemampuan resistor untuk menghambat disebut juga resistensi
atau hambatan listrik. Besarnya diekspresikan dalam satuan Ohm. Suatu resistor
dikatakan memiliki hambatan 1 Ohm apabila resistor tersebut menjembatani beda
tegangan sebesar 1 Volt dan arus listrik yang timbul akibat tegangan tersebut
adalah sebesar 1 ampere, atau sama dengan sebanyak 6.241506 × 1018 elektron per
detik mengalir menghadap arah yang berlawanan dari arus.
Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan
melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai [[hukum Ohm:
KRISTAL ADALAH suatu padatan yang atom, molekul, atau ion
penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga
dimensi.
Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami
proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal,
yang semua atom-atom dalam padatannya “terpasang” pada kisi atau struktur
kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara
simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan
logam yang kita temui sehari-hari merupakan polikristal.
Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan
tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan
tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai
kristalisasi.
Op-amp adalah rangkaian elektronik serbaguna yang dirancang
dan dikemas khusus, sehingga dengan menambahkan komponen luar sedikit saja,
sudah dapat dipakai untuk berbagai keperluan.
Karakteristik terpenting dari sebuah op-amp yang ideal
adalah:
Penguatan loop terbuka amat tinggi
Impedansi masukan yang sangat tinggi
sehingga arus masukan dapat diabaikan
Impedansi keluaran sangat rendah
sehingga keluaran penguat tidak terpengaruh oleh pembeban.
Pada op-amp terdapat satu terminal keluaran, dan dua
terminal masukan. Terminal masukan yang diberi tanda (-) dinamakan terminal
masukan pembalik (inverting),
sedangkan terminal masukan yang diberi (+) dinamakan
terminal masukan bukan pembalik (noninverting).
Pengukur Jarak dengan Ultra Sonic
Meminjam teknik echo sounder yang dipakai untuk mengukur
kedalaman laut, bisa dibuat alat pengukur jarak dengan ultra sonic. Pengukur
jarak ini memakai rangkaian yang sama dengan Jam Digital dalam artikel yang
lalu, ditambah dengan rangkaian pemancar dan penerima Ultra Sonic.
Prinsip kerja echo sounder untuk pengukuran jarak
digambarkan dalam Gambar 1. Pulsa Ultrasonic, yang merupakan sinyal ultrasonic
dengan frekwensi lebih kurang 41 KHz sebanyak 12 periode, dikirimkan dari
pemancar Ultrasonic. Ketika pulsa mengenai benda penghalang, pulsa ini
dipantulkan, dan diterima kembali oleh penerima Ultrasonic. Dengan mengukur
selang waktu antara saat pulsa dikirim dan pulsa pantul diterima, jarak antara
alat pengukur dan benda penghalang bisa dihitung.
Gambar 1 Prinsip Echo Sounder
Gambar 2 merupakan Rangkaian Jam Digital dalam artikel lalu
yang direvisi untuk keperluan ini. Titik desimal pada tampilan satuan
dinyalakan dengan tahanan R8. Setiap kali tombol Start ditekan, AT89C2051
membangkitkan pulsa ultrasonic pada Pin P3.4 yang dipancarkan dengan rangkaian
Gambar 3, selanjutnya lewat pin P3.5 yang terhubung ke rangkaian penerima
ultrasonic di Gambar 4, sambil mengukur selang waktu AT89C2051 memantau
datangnya pulsa pantul.
Hasil pengukuran waktu itu, dengan sedikit perhitungan
matematis ditampilkan di sistem penampil 7 ruas sebagai besaran jarak, dengan
satuan centimeter dan 1 angka dibelakang titik desimal.
Gambar 2 Rangkaian Kontrol & Tampilan Pemancar pulsa
Ultrasonic
Pulsa Ultrasonic dibangkitkan di pin P3.4 AT89C2051
(ULTRA_OUT) dengan potongan Program 1, sebagai berikut:
Potongan Program 1 – Membangkitkan sinyal ultra sonic
1 PulsaUltraSonic:
2 MOV R7,#24 Nilai awal R7 = 24
3 Loop:
4 NOP waktu untuk mengerjakan baris 4..14
5 NOP = 12 mikro-detik
6 NOP
7 NOP
8 NOP
9 NOP
10 NOP
11 NOP
12 NOP
13 CPL Ultra_Out Ultra_Out (P3.4) := not Ultra_Out
14 DJNZ R7,Loop Turunkan nilai R7, ulangi lagi kalau
R7<>0 15 RET
Processor memerlukan waktu untuk melaksanakan instruksi.
Bagi AT89C2051 yang bekerja pada frekuensi 12 MHz, instruksi NOP (baris 4
sampai 12); instruksi CPL (baris 13) dilaksanakan dalam waktu 1 mikro detik,
dan 2 mikro detik untuk melaksanakan instruksi DJNZ (baris 14). Dengan demikian
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan instruksi-instruksi di baris 3 sampai
13 adalah 12 mikro detik.
Di baris 12, nilai Ultra_Out (= pin P3.4) dibalik, kalau
semula Ultra_Out bernilai 0 setelah instruksi ini dijalankan Utltra_Out akan
bernilai 1, dan sebaliknya kalau semula 1 dan berbalik menjadi 0.
Di baris 13 nilai R7 dikurangi 1, selama R7 belum mencapai 0
AT89C2051 akan mengulang lagi baris 2 dan seterusnya. Di baris 1 R7 diberi
nilai 24, dengan demikian baris 2 sampai 13 akan diulang sebanyak 24 kali, dan
selama itu pin 3.4 akan berbalik dari 0 ke 1 dan 0 kembali sebanyak 12 kali.
Dengan demikian, hasil kerja Potongan Program 1 adalah pulsa ultrasonic12
gelombang dengan frekuensi 1/24 mikrodetik = 41666 Hz
Gambar 3 Rangkaian Pemancar Ultra Sonic
Pulsa ultrasonic diperkuat dan dipancarkan dengan rangkaian
pemancar Ultrasonic di Gambar 3. Rangkaian ini dibangun dengan Inverter CMOS
MC14049, inverter U1B dipakai untuk membalik fasa sehingga tegangan di output
gabungan U1A & U1C akan selalu berlawanan dengan tegangan di output
gabungan U1D & U1E, dengan demikian amplitudo ultrasonic yang sampai di
tranduser ultrasonic menjadi 2 kali lipat. C1 dipakai untuk menahan arus DC,
sehingga hanya sinyal ultrasonic saja yang bisa masuk ke tranduser ultrasonic.
Penerima pulsa Ultrasonic
Rangkaian Penerima Ultrasonic pada Gambar 4, merupakan
rangkaian yang umum dipakai untuk penerima ultrasonic, rangkaian ini bisa
diganti dengan rangkaian yang lain, asalkan saat tidak ada sinyal ultrasonic
keluarannya (ECHO_IN) bernilai ‘1’ dan menjadi ‘0’ begitu menerima sinyal
ultrasonic, sesuai dengan kondisi yang dipantau AT89C2051 lewat Potongan
Program 2.
Gambar 4 Rangkaian
Penerima Ultra Sonic
Pengukuran selang waktu
Pengukuran selang waktu dilakukan dengan bantuan Timer 1
yang ada di dalam IC AT89C2051 seperti terlihat pada Gambar 5. TL1 dan TH1
merupakan bagian dari Timer 1, masing-masing berupa pencacah 8 bit yang diuntai
menjadi pencacah 16 bit (Mode 1). TR1 berfungsi untuk mengatur masuknya sinyal
1 MHz ke untaian pencacah, saat TR1 bernilai 0 tidak ada sinyal yang masuk,
saat bernilai 1 maka untaian pencacah akan mencacah dari 0 sampai $FFFF
(heksadesimal) dan kembali lagi ke 0, dan diikuti TF1 menjadi 1.
Gambar 5 Pengukur Waktu
Pengukuran selang waktu antara saat pulsa ultrasonic dikirim
dan pulsa pantul diterima dilakukan dengan Potongan Program 2 sebagai berikut :
TR1 diberi nilai 1 agar untaian pencacah bekerja (baris 1) dan ditunggu sampai
isi pencacah menjadi 0 dengan cara menunggu TF1 sampai bernilai 1 (baris 2 dan
3). Segera setelah itu dibangkitkan pulsa ultrasonic dengan memanggil sub-rutin
di Potongan Program 1 (baris 4), disusul menunggu pantulan pulsa dengan cara
memantau P3.5 sampai bernilai 0 (baris 5 dan 7, abaikan dulu baris 6), setelah
itu TR1 diberi nilai 0 (baris 7). Dengan demikian posisi untaian pencacah
TL1/TH1 yang terakhir merupakan lamanya selang waktu dalam satuan mikro detik.
Kalau jarak yang diukur terlalu jauh, pulsa ultrasonic yang
dikirimkan tidak terpantulkan, akibatnya AT89C2051 akan menunggu terus di baris
5 dan 7, agar hal ini tidak terjadi ditambahkan baris 6, yakni sambil menunggu
pulsa pantulan dipantau pula apakah untaian pencacah sudah melimpah, kalau
sampai melimpah maka tidak perlu menunggu pulsa pantulan lagi, aliran program
dialihkan ke Selesai, dan untaian pencacah dihentikan.
Potongan Program 2 – Mengukur waktu pantulan ultra sonic
1 SET TR1 Hidupkan untaian pencacah
2 SampaiNol:
3 JNB TF1,SampaiNol Tunggu selama TF1 masih =1
4 ACALL PulsaUltraSonic Bangkitkan pulsa Ultrasonic
5 TungguPantulan:
6 JB TF1,Selesai TL1/TH1 melimpah? Ya, stop
7 JB P3.5,TungguPantulan Tunggu selama P3.5 =1
8 Selesai:
9 CLR TR1 Matikan untaian pencacah
Perhitungan jarak
Seperti diketahui, kecepatan rambat suara di udara adalah
34399.22 cm/detik, berarti untuk merambat sejauh 1 cm suara membutuhkan waktu
29 mikro detik. Selang waktu yang sudah tercatat di untaian pencacah TL1/TH1
(Potongan Program 3, baris 2 sampai dengan 4) setara dengan dua kali jarak
pemancar ultrasonic dengan penghalang. Selang waktu tersebut dalam satuan mikro
detik, untuk mengubah menjadi jarak (cm) harus membaginya dengan bilangan 58
(Potongan Program 3, baris 10 sampai dengan 13).
Untuk mendapatkan angka pecahan di belakang desimal, karena
rutin arithmatik yang dipakai adalah rutin perhitungan bilangan bulat
(integer), maka sebelum pembagian di atas nilai TL1/TH1 dikalikan dulu dengan
10 (Potongan Program 3, baris 10 sampai dengan 13).
Potongan Program 3 – Menghitung jarak
1 CLR A
2 MOV Operand,TL1
3 MOV Operand+1,TH1
4 MOV Operand+2,A
5 MOV Pengali,#10
6 MOV Pengali+1,A
7 MOV Pengali+2,A
8 ACALL Perkalian HasilKali := 10 * TL1_TH1
9 ;
10 MOV R0,#HasilKali
11 MOV R1,#Operand
12 ACALL Copy Copy-kan isi HasilKali ke Operand
13 MOV Pembagi,#58
14 MOV Pembagi+1,#0
15 MOV Pembagi+2,#0
16 ACALL Pembagian HasilBagi := (10*TL1_TH1) / 58
Perhitungan di atas adalah perhitungan secara biner,
bilangan biner ini dirubah dulu menjadi bilangan desimal agar bisa ditampilkan.
Bilangan biner tersebut dibagi dengan 1000 untuk mendapatkan angka ribuan,
sisanya dibagi dengan 100 untuk mendapatkan angka ratusan dan seterusnya,
seperti terlihat pada Potongan Program 4.
Potongan Program 4 – Jarak dalam bentuk biner dirubah ke
desimal untuk ditampilkan
1 MenampilkanHasil:
2 ACALL HapusTampilan
3 ;
4 MOV DPTR,#AngkaPembagi Mulai dengan 1000
5 MOV R7,#4 Maksimum 4 digit
6 MOV R4,#RuasRatusan
7 CLR F0 Belum pernah simpan
8
9 MOV R0,#HasilBagi
10 MOV R1,#SisaBagi
11 ACALL Copy
12 DigitBerikutnya:
13 MOV R0,#SisaBagi
14 MOV R1,#Operand
15 ACALL Copy
16
17 * Ambil AngkaPembagi dari Tabel
18
19 CLR A
20 MOV Pembagi+2,A
21 MOVC A,@A+DPTR
22 INC DPTR
23 MOV Pembagi,A
24
25 CLR A
26 MOVC A,@A+DPTR
27 INC DPTR
28 MOV Pembagi+1,A
29
30 ACALL Pembagian SisaBagi dibagi 1000; 100; 10 dan 1
31
32 MOV A,HasilBagi HasilBagi=0?
33 JNZ SimpanRuas Tidak, jadikan simpan ruas
34 JNB F0,Berikutnya Belum pernah simpan dan 0
35 SimpanRuas:
36 SETB F0 Sudah pernah simpan angka
37 ACALL JadikanRuas
38 MOV R0,$04 R0 <- R4
39 MOV @R0,A Simpan
40 Berikutnya:
41 INC R4
42 DJNZ R7,DigitBerikutnya
43 RET
44
45 AngkaPembagi:
46 DW 1000
47 DW 100
48 DW 10
49 DW 1
Rancangan di atas bisa dipakai untuk mengukur jarak sampai
sejauh lebih kurang 10 meter, pada jarak tersebut waktu rambat suara lebih
kurang sebesar 2 x 1000 cm x 29 mikro-detik/cm = 58.000 mikro detik, hampir
mencapai angka maksimum yang bisa ditampung untaian pecacah TL1/TH1 yang 65535.
Meskipun demikian untuk bisa mengukur sejauh itu, rangkaian
pemancar dan penerima ultrasonic harus benar-benar dalam keadaan yang baik,
terutama harus dipilih tranduser ultrasonic yang prima. Alat ini akan punya
nilai komersil yang baik jika tampilan 7 ruas dengan LED diganti dengan
tampilan LCD, agar pemakaian dayanya kecil dan bisa bekerja dengan baterai
saja. Pemakaian LCD akan dibicarakan pada artikel lain.
Program untuk mengendalikan AT89C2051 harus diisikan ke
dalam IC microcontroller itu, untuk itu diperlukan alat yang dinamakan sebagai
AT89C2051 Flash PEROM Programmer. Alat ini sangat sederhana, hanya memakai
sebuah IC 74HC574A ditambah dengan sistem catu daya dan dihubungkan ke komputer
PC lewat printer port.
Sumber :
- http://tobby.synthasite.com/aplikasi-mikroprosesor.php
- http://artayahonest.wordpress.com/2012/10/10/aplikasi-mikroprosesor
Link TI11A: