Monday, December 23, 2013

yusakadisekar

TUGAS MAKALAH MIKROPROSESSOR
APLIKASI MIKROPROSESOR&KENDALI MIKROPROSESOR

 




Disusun Oleh:
Yusak Adi Sekar (11.11.2357)

STMIK AMIKOM PURWOKERTO
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013-2014






Mikroprosesor

Mikroprosesor adalah mesin kecil sebagai pemproses dan pengendali utama proses yang terjadi pda komputer,yang dibuat dalam bentuk chip. meskipun ukurannya secara fisik tidak terlalu besar ,tetapi pemikir utama dari sebuah komputer adalah pada mikropsesor ini, dan disinilah proses utama diolah.

  Didalam chip ini terdapat rangkaian ALU, CU dan register-register
ALU (aritmatic Logic Unit) : tempat berlangsungnya perhitungan matematika dan logika
CU (Control Unit) : membuat semua unit bekerjasama dalam suatu sistem serta mengontrol perpindahan data ke CPU
 Register : tempat penyimpanan data sementara dalam suatu mikroprosesor
Mikroprosesor adalah piranti yang tidak akan bisa bekerja kalau tidak ada perangkat lunak, inilah yang membedakan mikroprosesor dengan rangkaian digital diskrit. Kemampuannya untuk diprogram,dan diprogram ulang adalah suatu kelebihan didalam mikroprosesor.

Hampir semua fungsi rangkaian digital dapat diambil alih oleh suatu sistem mikroprosesor/mikrokontroler,tetapi tidak perlu semua rangkaian digital harus dengan sistem mikrokontroler.

Dalam perkembangannya, mikroprosesor dibuat menurut kebutuhan aplikasinya yang lebih spesifik:

Mikroposesor RISC (reduced intruction set of computing) dan jenis CISC ( complex intruction set of computing) jenis ini digunakan untuk pengolahan informasi dg software yang rumit dan digunakan untuk kebanyakan pc saat ini.
Pengolah sinyal digital-DSP(digital signal prosesor) memiliki software dan hardware yang ditujukan untuk mempermudah proses-proses sinyal digital.
Mikrokontroler : yang dikhususkan untuk intrumentasi dan kendali contoh: pada kendali motor.
Pada sistem komunikasi, hampir semua alat penting menggunakan sistem mikroprosesor. Pada hari ini, sistem komunikasi hampir selalu terkait dengan komputer atau mikroprosesor. Berikut ini adalah beberapa contohnya.

Sentral Telepon PSTN atau saluran analog dengan bandwidth 4 kHz. Saat ini, hampir semua sistem switching atau penyambungan telepon dilakukan secara digital, random input sequential ouput atau sebaliknya. Tentu saja semua ini diwujudkan dengan menyertakan sistem mikroprosesor.
Provider Telepon Digital seperti ISDN, DSL dll. Selain untuk switching atau penyambungan dan queuing atau antrian, sistem mikroprosesor pada provider telepon digital juga dimanfaatkan untuk banyak hal lain termasuk network management dan optimasi Quality of Service.
 Provider Telepon Seluler. Meskipun menggunakan saluran radio frekuensi, hampir semua telepon seluler mnerapkan komunikasi digital.
Handphone. Handphone yang kecil dan murah sekalipun, harus dilengkapi dengan mikroprosesor, karena untuk membaca keypad, menyimpan phonebook, kalkulator, mengirim SMS dll memerlukan sistem instrumentasi digital.
Komunikasi Satelit. Selain untuk sistem kendali dan instrumentasi satelit, mikroprosesor juga digunakan untuk switching, muliplexing, queuing, error correction dll.
Penggunaan mikroprosesor pada sistem kendali dan instrumentasi diterapkan di hampir semua instrumen dan alat kendali, mulai dari instrumen kecil seperti barcode reader, sampai instrumen besar seperti panel pesawat terbang. Mulai dari alat kedokteran seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging) sampai alat perang seperti stinger missile untuk serangan darat ke udara. Berikut ini adalah bebrapa contoh penerapan sistem mikroprosesor untuk alat kendali dan instrumentasi.

EFI, electronic fuel injection yang diterapkan pada mesin-mesin bakar modern. Alat ini dipakai untuk mengoptimalkan pemakaian bahan bakar untuk torsi dan kecepatan maksimum.
Instrumen Lift. Prosesor digunakan untuk membaca tekanan tombol dan mengendalikan gerakan motor listrik, sehingga lift dapat begerak sesuai dengan tekanan tombol dan cukup nyaman bagi pemakai, tidak berhenti atau bergerak mendadak.
Sistem pengatur ketepatan cetak dan potong pada mesin pengganda media kertas seperti koran dan majalah. Tanpa koreksi dari sistem mikroprosesor, selain hasil yang kurang rapi, alat pemotong atau pencetak harus sering disetting ulang dan ini sangat tidak realistis. Kita
d. dapat lihat, pada setiap halaman koran atau majalah ada terdapat mark atau tanda, baik tanda untuk warna maupun tanda untuk alat potong.
Alat pengolah data pada VCD atau DVD player. Karena data disimpan dalam CD dalam keadaan dikompres, maka untuk mengubahnya menjadi gambar atau suara perlu dilakukan dekompresi data yang jelas memerlukan algoritma tertentu yang diwujudkan dengan program. Tentu saja ini memerlukan sistem mikroprosesor.

Contoh Aplikasi Mikroprosesor.
Berikut ini adalah contoh penggunaan prosesor MSP430F413buatan Texas Instrumen untuk mengendalikan alat ukur jarak yang menggunakan gelombang ultrasonik 40 kHz.
Mikroprosesor pada alat ini berperan sebagai pengendali yang mengaktifkan pengirim sinyal, mengukur waktu propagasi sinyal dengan menunggu aktifnya penerima sinyal atau menunggu kedatangan sinyal pantulan, kemudian menghitung jarak antara alat ini dengan benda yang memantulkan sinyal ultrasonik serta menampilkan hasil perhitungannya dalam bilangan desimal pada display 7-segment.
Gambar 1.2. Aplikasi mikroprosesor untuk alat pengukur jarak.
Secara umum, alat ini terdiri dari 4 komponen utama, yaitu
·        Sistem mikroprosesor single chip. Atau Chip tunggal yang mengandung prosesor, memory dan I/O meskipun dengan kapasitas yang sangat kecil
·        Rangkaian elektronika penghasil dan penerima gelombang ultrasonik
·        Display 7-segment
·        Program dalam bahasa asembli yang terdiri dari beberapa modul, yaitu inisialisasi,  pembaca tombol aktif, pengendali pengirim dan penerima, pengukur durasi propagasi gelombang, penghitung jarak dan penampil ke 7-segment.
SENSOR ULTRASONIK Yaitu suatu alat yang berfungsi mengukur besaran  jarak dan kecepatan dan sensor ini tidak langsung dapat masuk ke mikrokontroller karena perlu pentesuaian besaran tegangan dan lain-lainnya maka dikondisikan dulu sinyalnya dibagian pengkondisi sinyal (signal conditioner), sehingga levelnya sesuai atau dapat dimengerti oleh bagian input mikrokontroller atau prosseor lainnya.
Tampilan Kristal Cair (Liquid Crystal Display) LCD adalah : suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di berbagai bidang misalnya dalam alat-alat elektronik seperti televisi, kalkulator ataupun layar komputer.
Pada LCD berwarna semacam monitor terdapat banyak sekali titik cahaya (pixel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, namun kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal cair tadi.
Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik yang timbul dan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna diteruskan sedangkan warna lainnya tersaring.
Pemuat atau KAPASITOR merupakan alat elektrik atau elektronik yang mampu menyimpan tenaga di medan elektrik antara sepasang pengalir (plat). Proses menyimpan tenaga dalam kapasitor dikenali sebagai “mengecas”, dan melibatkan cas elektrik yang mempunyai magnitud yang sama, tetapi kekutuban yang berlawan yang berkumpul di kedua-dua plat masing-masing.
Kapasitor biasanya digunakan dalam litar elektrik dan litar elektronik sebagai alat storan tenaga. Kapasitor juga digunakan untuk memisahkan antara isyarat frekuensi tinggi dan rendah. Oleh itu, kapasitor biasanya digunakan sebagai penapis elektronik.
RESISTOR atau tahanan atau penghambat, adalah suatu komponen elektronik yang memberikan hambatan terhadap perpindahan elektron (muatan negatif).
Resistor disingkat dengan huruf “R” (huruf R besar). Satuan resistor adalah Ohm, yang menemukan adalah George Ohm (1787-1854), seorang ahli fisika bangsa Jerman. Tahanan bagian dalam ini dinamai konduktansi. Satuan konduktansi ditulis dengan kebalikan dari Ohm yaitu mho.
Kemampuan resistor untuk menghambat disebut juga resistensi atau hambatan listrik. Besarnya diekspresikan dalam satuan Ohm. Suatu resistor dikatakan memiliki hambatan 1 Ohm apabila resistor tersebut menjembatani beda tegangan sebesar 1 Volt dan arus listrik yang timbul akibat tegangan tersebut adalah sebesar 1 ampere, atau sama dengan sebanyak 6.241506 × 1018 elektron per detik mengalir menghadap arah yang berlawanan dari arus.
Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai [[hukum Ohm:
KRISTAL ADALAH suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.
Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya “terpasang” pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari merupakan polikristal.
Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.
Op-amp adalah rangkaian elektronik serbaguna yang dirancang dan dikemas khusus, sehingga dengan menambahkan komponen luar sedikit saja, sudah dapat dipakai untuk berbagai keperluan.
Karakteristik terpenting dari sebuah op-amp yang ideal adalah:
 Penguatan loop terbuka amat tinggi
 Impedansi masukan yang sangat tinggi sehingga arus masukan dapat diabaikan
 Impedansi keluaran sangat rendah sehingga keluaran penguat tidak terpengaruh oleh pembeban.
Pada op-amp terdapat satu terminal keluaran, dan dua terminal masukan. Terminal masukan yang diberi tanda (-) dinamakan terminal masukan pembalik (inverting),
sedangkan terminal masukan yang diberi (+) dinamakan terminal masukan bukan pembalik (noninverting).
Pengukur Jarak dengan Ultra Sonic

Meminjam teknik echo sounder yang dipakai untuk mengukur kedalaman laut, bisa dibuat alat pengukur jarak dengan ultra sonic. Pengukur jarak ini memakai rangkaian yang sama dengan Jam Digital dalam artikel yang lalu, ditambah dengan rangkaian pemancar dan penerima Ultra Sonic.
Prinsip kerja echo sounder untuk pengukuran jarak digambarkan dalam Gambar 1. Pulsa Ultrasonic, yang merupakan sinyal ultrasonic dengan frekwensi lebih kurang 41 KHz sebanyak 12 periode, dikirimkan dari pemancar Ultrasonic. Ketika pulsa mengenai benda penghalang, pulsa ini dipantulkan, dan diterima kembali oleh penerima Ultrasonic. Dengan mengukur selang waktu antara saat pulsa dikirim dan pulsa pantul diterima, jarak antara alat pengukur dan benda penghalang bisa dihitung.

Gambar 1 Prinsip Echo Sounder
Gambar 2 merupakan Rangkaian Jam Digital dalam artikel lalu yang direvisi untuk keperluan ini. Titik desimal pada tampilan satuan dinyalakan dengan tahanan R8. Setiap kali tombol Start ditekan, AT89C2051 membangkitkan pulsa ultrasonic pada Pin P3.4 yang dipancarkan dengan rangkaian Gambar 3, selanjutnya lewat pin P3.5 yang terhubung ke rangkaian penerima ultrasonic di Gambar 4, sambil mengukur selang waktu AT89C2051 memantau datangnya pulsa pantul.
Hasil pengukuran waktu itu, dengan sedikit perhitungan matematis ditampilkan di sistem penampil 7 ruas sebagai besaran jarak, dengan satuan centimeter dan 1 angka dibelakang titik desimal.

Gambar 2 Rangkaian Kontrol & Tampilan Pemancar pulsa Ultrasonic
Pulsa Ultrasonic dibangkitkan di pin P3.4 AT89C2051 (ULTRA_OUT) dengan potongan Program 1, sebagai berikut:
Potongan Program 1 – Membangkitkan sinyal ultra sonic
1 PulsaUltraSonic:
2 MOV R7,#24 Nilai awal R7 = 24
3 Loop:
4 NOP waktu untuk mengerjakan baris 4..14
5 NOP = 12 mikro-detik
6 NOP
7 NOP
8 NOP
9 NOP
10 NOP
11 NOP
12 NOP
13 CPL Ultra_Out Ultra_Out (P3.4) := not Ultra_Out
14 DJNZ R7,Loop Turunkan nilai R7, ulangi lagi kalau R7<>0          15 RET
Processor memerlukan waktu untuk melaksanakan instruksi. Bagi AT89C2051 yang bekerja pada frekuensi 12 MHz, instruksi NOP (baris 4 sampai 12); instruksi CPL (baris 13) dilaksanakan dalam waktu 1 mikro detik, dan 2 mikro detik untuk melaksanakan instruksi DJNZ (baris 14). Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk melaksanakan instruksi-instruksi di baris 3 sampai 13 adalah 12 mikro detik.
Di baris 12, nilai Ultra_Out (= pin P3.4) dibalik, kalau semula Ultra_Out bernilai 0 setelah instruksi ini dijalankan Utltra_Out akan bernilai 1, dan sebaliknya kalau semula 1 dan berbalik menjadi 0.
Di baris 13 nilai R7 dikurangi 1, selama R7 belum mencapai 0 AT89C2051 akan mengulang lagi baris 2 dan seterusnya. Di baris 1 R7 diberi nilai 24, dengan demikian baris 2 sampai 13 akan diulang sebanyak 24 kali, dan selama itu pin 3.4 akan berbalik dari 0 ke 1 dan 0 kembali sebanyak 12 kali. Dengan demikian, hasil kerja Potongan Program 1 adalah pulsa ultrasonic12 gelombang dengan frekuensi 1/24 mikrodetik = 41666 Hz

Gambar 3 Rangkaian Pemancar Ultra Sonic
Pulsa ultrasonic diperkuat dan dipancarkan dengan rangkaian pemancar Ultrasonic di Gambar 3. Rangkaian ini dibangun dengan Inverter CMOS MC14049, inverter U1B dipakai untuk membalik fasa sehingga tegangan di output gabungan U1A & U1C akan selalu berlawanan dengan tegangan di output gabungan U1D & U1E, dengan demikian amplitudo ultrasonic yang sampai di tranduser ultrasonic menjadi 2 kali lipat. C1 dipakai untuk menahan arus DC, sehingga hanya sinyal ultrasonic saja yang bisa masuk ke tranduser ultrasonic.
Penerima pulsa Ultrasonic
Rangkaian Penerima Ultrasonic pada Gambar 4, merupakan rangkaian yang umum dipakai untuk penerima ultrasonic, rangkaian ini bisa diganti dengan rangkaian yang lain, asalkan saat tidak ada sinyal ultrasonic keluarannya (ECHO_IN) bernilai ‘1’ dan menjadi ‘0’ begitu menerima sinyal ultrasonic, sesuai dengan kondisi yang dipantau AT89C2051 lewat Potongan Program 2.

Gambar 4  Rangkaian Penerima Ultra Sonic
Pengukuran selang waktu
Pengukuran selang waktu dilakukan dengan bantuan Timer 1 yang ada di dalam IC AT89C2051 seperti terlihat pada Gambar 5. TL1 dan TH1 merupakan bagian dari Timer 1, masing-masing berupa pencacah 8 bit yang diuntai menjadi pencacah 16 bit (Mode 1). TR1 berfungsi untuk mengatur masuknya sinyal 1 MHz ke untaian pencacah, saat TR1 bernilai 0 tidak ada sinyal yang masuk, saat bernilai 1 maka untaian pencacah akan mencacah dari 0 sampai $FFFF (heksadesimal) dan kembali lagi ke 0, dan diikuti TF1 menjadi 1.

Gambar 5 Pengukur Waktu
Pengukuran selang waktu antara saat pulsa ultrasonic dikirim dan pulsa pantul diterima dilakukan dengan Potongan Program 2 sebagai berikut : TR1 diberi nilai 1 agar untaian pencacah bekerja (baris 1) dan ditunggu sampai isi pencacah menjadi 0 dengan cara menunggu TF1 sampai bernilai 1 (baris 2 dan 3). Segera setelah itu dibangkitkan pulsa ultrasonic dengan memanggil sub-rutin di Potongan Program 1 (baris 4), disusul menunggu pantulan pulsa dengan cara memantau P3.5 sampai bernilai 0 (baris 5 dan 7, abaikan dulu baris 6), setelah itu TR1 diberi nilai 0 (baris 7). Dengan demikian posisi untaian pencacah TL1/TH1 yang terakhir merupakan lamanya selang waktu dalam satuan mikro detik.
Kalau jarak yang diukur terlalu jauh, pulsa ultrasonic yang dikirimkan tidak terpantulkan, akibatnya AT89C2051 akan menunggu terus di baris 5 dan 7, agar hal ini tidak terjadi ditambahkan baris 6, yakni sambil menunggu pulsa pantulan dipantau pula apakah untaian pencacah sudah melimpah, kalau sampai melimpah maka tidak perlu menunggu pulsa pantulan lagi, aliran program dialihkan ke Selesai, dan untaian pencacah dihentikan.
Potongan Program 2 – Mengukur waktu pantulan ultra sonic
1 SET TR1 Hidupkan untaian pencacah
2 SampaiNol:
3 JNB TF1,SampaiNol Tunggu selama TF1 masih =1
4 ACALL PulsaUltraSonic Bangkitkan pulsa Ultrasonic
5 TungguPantulan:
6 JB TF1,Selesai TL1/TH1 melimpah? Ya, stop
7 JB P3.5,TungguPantulan Tunggu selama P3.5 =1
8 Selesai:
9 CLR TR1 Matikan untaian pencacah
Perhitungan jarak
Seperti diketahui, kecepatan rambat suara di udara adalah 34399.22 cm/detik, berarti untuk merambat sejauh 1 cm suara membutuhkan waktu 29 mikro detik. Selang waktu yang sudah tercatat di untaian pencacah TL1/TH1 (Potongan Program 3, baris 2 sampai dengan 4) setara dengan dua kali jarak pemancar ultrasonic dengan penghalang. Selang waktu tersebut dalam satuan mikro detik, untuk mengubah menjadi jarak (cm) harus membaginya dengan bilangan 58 (Potongan Program 3, baris 10 sampai dengan 13).
Untuk mendapatkan angka pecahan di belakang desimal, karena rutin arithmatik yang dipakai adalah rutin perhitungan bilangan bulat (integer), maka sebelum pembagian di atas nilai TL1/TH1 dikalikan dulu dengan 10 (Potongan Program 3, baris 10 sampai dengan 13).
Potongan Program 3 – Menghitung jarak
1 CLR A
2 MOV Operand,TL1
3 MOV Operand+1,TH1
4 MOV Operand+2,A
5 MOV Pengali,#10
6 MOV Pengali+1,A
7 MOV Pengali+2,A
8 ACALL Perkalian HasilKali := 10 * TL1_TH1
9 ;
10 MOV R0,#HasilKali
11 MOV R1,#Operand
12 ACALL Copy Copy-kan isi HasilKali ke Operand
13 MOV Pembagi,#58
14 MOV Pembagi+1,#0
15 MOV Pembagi+2,#0
16 ACALL Pembagian HasilBagi := (10*TL1_TH1) / 58
Perhitungan di atas adalah perhitungan secara biner, bilangan biner ini dirubah dulu menjadi bilangan desimal agar bisa ditampilkan. Bilangan biner tersebut dibagi dengan 1000 untuk mendapatkan angka ribuan, sisanya dibagi dengan 100 untuk mendapatkan angka ratusan dan seterusnya, seperti terlihat pada Potongan Program 4.
Potongan Program 4 – Jarak dalam bentuk biner dirubah ke desimal untuk ditampilkan
1 MenampilkanHasil:
2 ACALL HapusTampilan
3 ;
4 MOV DPTR,#AngkaPembagi Mulai dengan 1000
5 MOV R7,#4 Maksimum 4 digit
6 MOV R4,#RuasRatusan
7 CLR F0 Belum pernah simpan
8
9 MOV R0,#HasilBagi
10 MOV R1,#SisaBagi
11 ACALL Copy
12 DigitBerikutnya:
13 MOV R0,#SisaBagi
14 MOV R1,#Operand
15 ACALL Copy
16
17 * Ambil AngkaPembagi dari Tabel
18
19 CLR A
20 MOV Pembagi+2,A
21 MOVC A,@A+DPTR
22 INC DPTR
23 MOV Pembagi,A
24
25 CLR A
26 MOVC A,@A+DPTR
27 INC DPTR
28 MOV Pembagi+1,A
29
30 ACALL Pembagian SisaBagi dibagi 1000; 100; 10 dan 1
31
32 MOV A,HasilBagi HasilBagi=0?
33 JNZ SimpanRuas Tidak, jadikan simpan ruas
34 JNB F0,Berikutnya Belum pernah simpan dan 0
35 SimpanRuas:
36 SETB F0 Sudah pernah simpan angka
37 ACALL JadikanRuas
38 MOV R0,$04 R0 <- R4
39 MOV @R0,A Simpan
40 Berikutnya:
41 INC R4
42 DJNZ R7,DigitBerikutnya
43 RET
44
45 AngkaPembagi:
46 DW 1000
47 DW 100
48 DW 10
49 DW 1
Rancangan di atas bisa dipakai untuk mengukur jarak sampai sejauh lebih kurang 10 meter, pada jarak tersebut waktu rambat suara lebih kurang sebesar 2 x 1000 cm x 29 mikro-detik/cm = 58.000 mikro detik, hampir mencapai angka maksimum yang bisa ditampung untaian pecacah TL1/TH1 yang 65535.
Meskipun demikian untuk bisa mengukur sejauh itu, rangkaian pemancar dan penerima ultrasonic harus benar-benar dalam keadaan yang baik, terutama harus dipilih tranduser ultrasonic yang prima. Alat ini akan punya nilai komersil yang baik jika tampilan 7 ruas dengan LED diganti dengan tampilan LCD, agar pemakaian dayanya kecil dan bisa bekerja dengan baterai saja. Pemakaian LCD akan dibicarakan pada artikel lain.
Program untuk mengendalikan AT89C2051 harus diisikan ke dalam IC microcontroller itu, untuk itu diperlukan alat yang dinamakan sebagai AT89C2051 Flash PEROM Programmer. Alat ini sangat sederhana, hanya memakai sebuah IC 74HC574A ditambah dengan sistem catu daya dan dihubungkan ke komputer PC lewat printer port.
Sumber : 
  1. http://tobby.synthasite.com/aplikasi-mikroprosesor.php
  2. http://artayahonest.wordpress.com/2012/10/10/aplikasi-mikroprosesor

Link TI11A:

  1. Alpriza Nur Restu Aji (http://aelv1eza.wordpress.com/)
  2. Andi Setiyo Budi Santoso (http://andisetiyo99.blogspot.com/2013/12/tugas-makalah-praktikum-mikroprosesor.html)
  3. Anton Nugroho (http://zevan-fx.blogspot.com/2013/12/tugas-mikroprosessor.html)
  4. Bambang Pilu Hartato (http://bamzato-berbagi-ilmu.blogspot.com)
  5. Berlian Dwi Kusuma (http://sunfiver.blogspot.com/2013/12/resumepraktikummicroprosessor.html)
  6. Danu Kurniawan (http://danuweb.blogspot.com/2013/12/tugas-mikroprosessor.html)
  7. Diah Hanggraeni (http://anggrajrs.blogspot.com/2013/12/seven-segment-microkontroler.html)
  8. DWI LINGGA Y (http://afrracingpro.blogspot.com/2013/12/tugas-mikroprosesor-11112380.html)
  9. Fauki Al Amin (http://fauki-al-amin.blogspot.com/2013/12/makalah-mikroprosesor.html)
  10. Hariman Subardiyansyah (http://emoloversh.wordpress.com/)
  11. Hudi Masruri (http://hyudtugas.wordpress.com/about/)
  12. Imam Cunda Bagus T. (http://bagustriwibowo.blogspot.com/2013/12/petrafuz-sistem-pengembangan-kendali.html)
  13. Ipat Sukowati (http://ipatsukowati.blogspot.com/2013/12/contoh-aplikasi-mikroprosesor.html)
  14. Ipung Nurdianto (http://ipungnurdianto.wordpress.com)
  15. Januar Sudiono (http://mesoed-januarserdadumuda.blogspot.com/2013/12/tugas-makalah-praktikum-mikroprosesor.html)
  16. Kendro Stiyono (http://kendrozsisandong.wordpress.com/2013/12/24/makalah-mikroprocesssor-interrupsi/)
  17. Khafifah http://chipehsmilefie.blogspot.com/2013/12/makalah-mikroprocesor_23.html)
  18. Kiki Anggraeni (http://anggareni0774.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-mikroprossesor.html)
  19. Nizar Alfathar Rahman (http://nizaralfathar.blogspot.com/p/mikroprosesor.html)
  20. Nur Atikah F. (http://natikahf.blogspot.com/)
  21. Rendhy yugo (http://rendhyy8.blogspot.com/2013/12/tugas-mikroprosesor.html)
  22. Reza Fajar Fitriyatna (http://rezafajarfitriyatna.blogspot.com/2013/12/tugas-mikroprosesor.html)
  23. Rian Sidik Permadi (http://ryansidik.blogspot.com/)
  24. Riri Dian Sari (http://riridiansari.blogspot.com/2013/12/tugas-mikroprosesor.html)
  25. Saeful Bahri ( http://luveas13.blogspot.com/2013/12/makalah-praktikum-mikroprosesor_161.html )
  26. Septian Nugroho ( http://septiannugroho88.blogspot.com/2013/12/sejarah-dan-pengertian-mikroprosesor.html )
  27. Setiono (http://tionkjtr91.blogspot.com/2013/12/pengalamatan-dan-perkembangan.html)
  28. Siti Maemunah (http://maemunahsiti232.wordpress.com/2013/12/24/makalah-mikroprosesor-penggunaan-sevent-segmen-dalam-jam-digital/)
  29. Syarief Hidayatullah ( http://hidayatullahsyarief.wordpress.com/microprosesor/ )
  30. Teguh Aji Priyono (http://aggerajipriyono.blogspot.com/)
  31. Teguh Pramono (http://pramonoteguh.wordpress.com/2013/12/23/mikrokontroler-at89s51/)
  32. Yonathan Priambudi (http://yonathan2349.blogspot.com/)
  33. Muhamad Lutfi Kamil http://lutfikamil999.blogspot.com/
  34. Ian Janu Satyanagama (http://iansatyanagama.blogspot.com/search/label/%23TugasMikroprosessor)
  35. Rizki Anisa Erawati (http://rizkianisaerawati.blogspot.com/2013/12/makalah-pengenalan-mikroprosesor_3708.html)
  36. M. Syaiful Amin http://aminothiwa.blogspot.com/
  37. Nur Dewiyanti http://nurdewiyanti.blogspot.com/2013/12/mengenal-seven-segment-mikroprosesor.html
  38. Andre Wijaya (http://andrewijaya12593.blogspot.com/2013/12/pengertian-microcontroller.html)
  39. Pak Dosen Arif Johar Taufiq (guru.technosains.com + arifjt.blogspot.com)


No comments:

Post a Comment